Pages

Education

Featured Posts Coolbthemes

Rabu, 16 Maret 2011

Seonggok Imanjinasiku

Membuta nafas ini jahiti kulitmu dengan gergaji yg telah kulumuri bukan serpihan lagi yg sanggup menaskahi segala luka tapi seperti badan yg tak akan membiarkan udaramu pergi dari kasarnya jeratku. jangan lagi menjerit ketika telah mereasa nadimu tercekik oleh perubahan senyumku terbahak kau rasakan kesialan membengkak CERMATI !  dan peluklah indahnya tenangmu sebelum mengusik tangisku. tuhan tuli untukmu untuk ratusan menetes bukan aku tapi darahku yg letih dan merintih. kau tak perlu rasakan jadi takdirku yg terkoyak nestapa kau hanya tinggal nyaman pada gundukan yg telah kugali. dan saat matahari bermimpi kan jadikan hitam untuk matamu hanya matamu mencari detik dan kan kau tersuguhi anyaman kematian dariku. dan kekuatan dari injakanmu, jangan sesali dendamku !

perih kemarin dan hari ini
aku berteman erat dengan nyata meski kadang tercabik tanpa sisa aku terkapar menunggu hela nafas terakhir, aku akrab dengan nyata ketika membodohiku kau berlari hampir membuatku terjerat seekor hari dan butiran hari lain menyumpahi mati dan takdir mengiba hari ini. aku terpuruk lagi ! kau terlalu hebat dengan ruh dusta yg menebar emas mengilap membias di mata dan aku terluka.tangisi aku hey tangisi aku sekali lagi pernahkah ? hingga telah hina kau masih berdusta tapi tuhan tidak pernah ucapkan kalah pada aku yg terluka hingga karma mungkin adalah sosok ajaib yg dicipta. dan saat kau menengguk sesaldan temukan aku pada lubuk masih berada.mungkin kau akan benarbenar mengerti cara menangisi

kebocoran imajinasi
aku menulikan nadiku untuk keselamatan seonggok jiwa yg terseret di tanah, untuk kepingan harapan mengering di sisi aspal yg terbakar. tak akan lagi mencoba teriak untuk bebas ato merentangkan tangan untuk mengharapkan kulitkulit menjamah menolong dan terselamatkan, karena pada akhirnya aku akan terjatuh bukan dari tulangku. harusnya aku berdiri karena aku karena ini letakku dan pijakanku meski dari cairan lemah aku berada. aku tak akan lagi kalah, tak mau kalah bukan dengan dunia ato mereka. tapi dari pikiran cacatku. aku harus jadi terbaik tanpa keluarga, tanpa teman, tanpa kekasih dan bukan untuk mereka. ini sebuah pembicaraan konyol antara aku dan bayangan yg mengikuti. jangan bicarakan kematian yg sepertinya tersenyum tergesa menguasai keadaan pelik. aku tak akan mengungkit kemenangannya dari setiap sayatan dan jeritan. tapi aku akan berdiskusi dengan matahari yg sekian tahun menemani bahkan ketika malam ia harus berpura menjadi bulan untukku. ya harusnya kebodohan ini memikirkan yg selalu menemaniku bukan meninggalkanku terjatuh tanpa meraih jantungku.
mungkin tak akan pernah terselamatkan meski ahli telah membersihkan karat-waktu akan mengungkap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar