Secara harafiah kata Fear mengandung arti Ketakutan. Dan ketakutan itu sendiri merupakan sebuah ekspresi yang sangat nyata.
Kita bisa melihat dari raut wajah, mendengar tekanan nada bicara, sikap, bahkan kita bisa melihat ketakutan pada kebijaksanaan dan peraturan-peraturan pemerintahan. Ketakutan adalah sebuah kejujuran.
Kejujuran dalam artian bahwa ketakutan itu adalah sebuah hal yang sangat ingin disamarkan keberadaannya walaupun sangat tidak mungkin untuk coba dihindarkan. Bahwa ketakutan adalah sebuah rekontruksi kejujuran. Bagaimana kita dituntut secara paksa oleh sang ketakutan tersebut sehingga kita menunjukkan ekspresinya yang kita sendiri berdaya upaya untuk tidak menunjukannya. Maka persoalan mengenai ketakutan ini menjadi persoalan tentang gejolak.
Gejolak jiwa yang luar biasa..!
Bergejolak atas dasar semakin eksis dan semakin variatif ancaman dan bahaya yang ada. Mulai dari ancaman pembodohan, bahaya laten korupsi, ancaman ideologi, bahaya konflik, dan masih banyak lagi ancaman dan bahaya yang ada di negeri ini.
Jakarta Fear telah memasuki tahun ke-tiga. Untuk yang ketiga kali ini, tampaknya ketakutan tersebut telah mencapai puncaknya. Puncak kemuakan ketika dalam rentang waktu 3 tahun ancaman yang menjadi dasar penyebab rasa takut itu belum juga musnah. Maka yang dihadirkan oleh BMQ Entertainment & Sixceed pro dalam Jakarta Fear part III di Bulungan Outdoor (26/06) ini kemudian adalah susunan pengisi acara yang begitu kuat dalam mengeksprseikan ketakutan tersebut dengan kebesaran nama yang dimiliki.
Kesemuanya adalah, SERINGAI, BURGERKILL, PROSATANICA, NOXA, BETRAYER, TRAUMA, DREAMER, PAPER GANGSTER, STRAIGHTOUT, REVENGE, MARCH, SOCIAL BLACK YELLING, SPEED ZERO METER, ABANDON, TIKUS TANAH.
Dimulai dari seusai pagi menjelang terik sampai sebelum malam menjelang dingin, tampak Pemalang merajai. Secara kuantitas penonton asal Pemalang mendominasi. Tentu selain Jawa Barat dan Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur sampai Makassar tampak juga turut ikut menyemarakkan. Gejolak yang ada di arena mosh-pit begitu hidup dan aktif. Bukan hanya tersaji visual kepala yang digerak-gerakkan tetapi juga seluruh anggota tubuh yang lepas bergerak. Event yang telah memasukki babak ke tiga ini dari tahun ke tahun mendapat apreiasi kedatangan yang luar biasa. Layaknya sebuah rutinitas yang memang biasa untuk dijalani. Tanpa konsep khusus pun acara ini dapat berjalan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar